Sediakanlah tiga buah panci berisi air, lalu letakkan di atas tungku atau kompor. setelah itu, masukkan beberapa Wortel ke dalam panci yang pertama, lalu Telur di panci yang kedua, dan serbuk Kopi di panci yang ketiga. Kemudian panaskan ketiga panci berisi air yang sudah diisi dengan Wortel, Telur, dan Kopi tadi selama 15 menit.
Panci dan air yang dipanaskan melambangkan permasalahan yang kita hadapi sehari-hari. Sedangkan ketiga benda di dalamnya menunjukkan sikap mental kita setelah menghadapi permasalahan tersebut.
Ada seorang karyawan yang awalnya tampak rajin, memiliki dedikasi yang tinggi, jujur, taat pada aturan, dan berani menegakkan kebenaran. Akan tetapi, setelah menghadapi terpaan badai dalam kariernya-seharusnya dia menduduki suatu posisi, namun ternyata malah orang lain yang terpilih-membuat dirinya berubah. Perubahan yang muncul memang tidak sekaligus. Berawal dari kehilangan prinsip, apatis, sangat takut untuk mengambil keputusan, terakhir mulai tampak menjadi safety player (Mencari aman saja secara pribadi)
Seorang pasien di sebuah perusahaan pernah bertutur tentang dokter perusahaannya. Ketika masih menjalankan fungsinya sebagai dokter, keramahan sang dokter dapat mempercepat kesembuhan, senyumnya menyejukkan hati dan waktu yang diberikan untuk berkonsultasi sangat banyak. Namun, sewaktu yang bersangkutan diangkat dalam jabatan struktural tertentu, seluruh kelemahlembutan tersebut sirna ditelan jabatan dan kesibukan.Hal seperti itu juga terjadi dalam sebuah keluarga. seorang ayah yang tadinya begitu ramah dan lemah lembut kepada istri, anak serta keluarga, sejak memegang jabatan tertentu diperusahaan berubah menjadi mudah tersinggung, ketus, dan tidak ada waktu lagi untuk keluarga.
setiap orang pasti mengalami permasalahan dan beban hidup yang silih berganti, baik dalam urusan pekerjaan, keluarga, maupun kehidupan pribadi. Ada orang yang begitu menghadapi pergumulan hidup malah dikendalikan oleh permasalahannya sendiri. Akan tetapi, ada pula orang yang bersyukur dengan permasalahan yang muncul, sebab menurutnya justru kondisi itulah yang dapat menjadi satu jalan untuk mengeluarkan potensi diri yang sesungguhnya.
Seorang rekan pernah bertutur tentang kesedihan dan kekecewaannya, karena dalam urusan karier ia dijegal oleh temannya sehingga harus dimutasi ke tempat yang tidak sesuai. Lama kelamaan di melihat ternyata permasalahan yang dialaminya merupakan jalan terbaik untuk lebih lama berkumpul dengan keluarga, karena dalam jabatan yang lama dia sering keluar kota.
Ketika permasalahan muncul, cara pandangnya telah menggiringnya untuk menjadi "biji kopi" yang bisa memberi keharuman bagi keluarga dan lingkungan kerjanya yang baru.
mau jadi wortel, telur, atau kopi semuanya tergantung dari bagaimana kita merespon permasalahan yang sedang kita hadapi saat. ini. Ziggy pernah mengungkapkan kisah sebuah mawar. Diungkapkan bahwa, "Anda bisa mengeluh karena mawar berduri atau bersukacita karena duri berbunga mawar" demikian pula orang-orang di sekeliling kita, mereka mengharapkan keharuman dan warna indah yang dikeluarkan dari dalam diri kita ketika menghadapi gelombang permasalahan yang sepertinya sulit berakhir. Perusahaan kita saat ini pun demikian, bisa jadi telah berperan sebagai tungku panas dengan panci yang berisi air mendidih, penuh dengan permasalahan-permasalahan yang sepertinya tidak kunjung berhenti. bagaimana kita yang berada di dalamnya? mau jadi "Wortel" "Telur" "Biji Kopi".
Saat ini perusahaan tidak hanya membutuhkan manusia-manusia yang kompeten dalam menyelesaikan pekerjaan, tetapi membutuhkan juga manusia-manusia yang sanggup menjadi biji kopi ketika berkutat dengan beban dan masalah kerja-nya. Karyawan dan pejabat "biji kopi" yang mampu mengharumkan keharuman citra perusahaan melalui ungkapan-ungkapannya yang optimis, bukan sekedar kritikan dan cercaan tanpa berbuat apa-apa.
pilihannya ada ditangan anda ingin jadi "Wortel", "Telur", atau "Biji Kopi".
Sabtu, 30 April 2011
Biji Kopi = Kehidupan?
Biji Kopi = Kehidupan?
2011-04-30T22:16:00+07:00
Iman
Secangkir Kopi|
Berlangganan via RSS Feed
Anda Ingin artikel seperti ini langsung ke Email anda Silahkan masukkan alamat Email anda Untuk Berlangganan :