Minggu, 03 April 2011

HUBUNGAN ANAK & ORANG TUA

Di zaman ini, akhlak baik kepada orang
tua seakan semakin sirna. Apalagi sudah
disibukkan dengan anak dan istri. Atau
barangkali ada kesibukan yang
sebenarnya tidaklah urgent, namun ketika
ortu memanggil, jawaban sang anak,
“Aduh Mama, ini lagi asyik nih. Trus saja
Oci (panggilan akrabnya) diganggu.”
Gitulah anak muda kadang dengan
jawaban yang kasar, bahkan sambil
marah-marah. Itulah karena terpengaruh
TV, lingkungan dan lainnya.
Tak tahukah kita bahwa bermuamalah
baik dengan ortu adalah jalan menuju
surga?
Coba kita lihat hadits berikut ini yang
disebutkan oleh Imam Al Bukhari
rahimahullah dalam kitab Al Adabul
Mufrod.
Dari Thaisalah bin Mayyas , ia berkata,
ﺕﺍﺪﺠﻨﻟﺍ ﻊﻣ ﺖﻨﻛ ،
ﻻ ﺎﺑﻮﻧﺫ ﺖﺒﺻﺄﻓ
ﻦﻣ ﻻﺇ ﺎﻫﺍﺭﺃ
ﺮﺋﺎﺒﻜﻟﺍ، ﺕﺮﻛﺬﻓ
ﻚﻟﺍﺫ ﻦﺑﻻ ﺮﻤﻋ. ﻝﺎﻗ: ﺎﻣ
ﺖﻠﻗ ؟ﻰﻫ: ﺍﺬﻛﻭ ﺍﺬﻛ.
ﻝﺎﻗ: ﻦﻣ ﻩﺬﻫ ﺖﺴﻴﻟ
ﺮﺋﺎﺒﻜﻟﺍ، ﻊﺴﺗ ﻦﻫ:
ﻪﻠﻟﺎﺑ ﻙﺍﺮﺷﻹﺍ،
ﺔﻤﺴﻧ ﻞﺘﻗﻭ،
ﻒﺣﺰﻟﺍ ﻦﻣ ﺭﺍﺮﻔﻟﺍﻭ،
ﺔﻨﺼﺤﻤﻟﺍ ﻑﺬﻗﻭ،
ﺎﺑﺮﻟﺍ ﻞﻛﺃﻭ، ﻞﻛﺃﻭ
ﻢﻴﺘﻴﻟﺍ ﻝﺎﻣ،
ﺪﺠﺴﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﺩﺎﺤﻟﺇﻭ،
ﺮﺨﺴﺘﺴﻳ ﻱﺬﻟﺍﻭ ،
ﻦﻣ ﻦﻳﺪﻟﺍﻮﻟﺍ ﺀﺎﻜﺑﻭ
ﻕﻮﻘﻌﻟﺍ، ﻝﺎﻗ: ﻦﺑﺍ ﻲﻟ
ﺮﻤﻋ: ﺭﺎﻨﻟﺍ ﻕﺮﻔﺗﺃ ،
ﻞﺧﺪﺗ ﻥﺃ ﺐﺤﺗﻭ
ﺖﻠﻗ ؟ﺔﻨﺠﻟﺍ: ﻱﺇ،
ﻪﻠﻟﺍﻭ! ﻝﺎﻗ: ﻲﺣﺃ
ﺖﻠﻗ ؟ﻙﺍﺪﻟﺍﻭ: ﻱﺪﻨﻋ
ﻰﻣﺃ. ﻝﺎﻗ: ﻪﻠﻟﺍﻮﻓ! ﻮﻟ
ﻡﻼﻜﻟﺍ ﺎﻬﻟ ﺖﻨﻟﺃ،
ﻡﺎﻌﻄﻟﺍ ﺎﻬﺘﻤﻌﻃﺃﻭ،
ﺎﻣ ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻦﻠﺧﺪﺘﻟ
ﺮﺋﺎﺒﻜﻟﺍ ﺖﺒﻨﺘﺟﺍ.
"Ketika tinggal bersama An Najdaat, saya
melakukan perbuatan dosa yang saya
anggap termasuk dosa besar. Kemudian
saya ceritakan hal itu kepada ‘Abdullah
bin ‘Umar. Beliau lalu bertanya,
”Perbuatan apa yang telah engkau
lakukan?" ”Saya pun menceritakan
perbuatan itu.” Beliau menjawab, "Hal
itu tidaklah termasuk dosa besar. Dosa
besar itu ada sembilan, yaitu
mempersekutukan Allah, membunuh
orang, lari dari pertempuran, memfitnah
seorang wanita mukminah (dengan
tuduhan berzina), memakan riba',
memakan harta anak yatim, berbuat
maksiat di dalam masjid, menghina, dan
[menyebabkan] tangisnya kedua orang
tua karena durhaka [kepada keduanya]. ”
Ibnu Umar lalu bertanya, "Apakah engkau
takut masuk neraka dan ingin masuk
surga?" ”Ya, saya ingin”, jawabku.
Beliau bertanya, "Apakah kedua orang
tuamu masih hidup?" "Saya masih
memiliki seorang ibu", jawabku. Beliau
berkata, "Demi Allah, sekiranya engkau
berlemah lembut dalam bertutur
kepadanya dan memasakkan makanan
baginya, sungguh engkau akan masuk
surga selama engkau menjauhi dosa-dosa
besar." (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod
no. 8, shahih. Lihat Ash Shahihah 2898)
Lihatlah akhi ... saksikanlah ukhti ...
bagaimana dengan sikap lemah lembut
pada orang tua yang mengandung dan
membesarkan kita bisa memasukkan
dalam surga! Subhanallah ... Ternyata
begitu ringan amalan tersebut bagi siapa
yang Allah mudahkan.
Disebutkan oleh Imam Al Bukhari pula
dalam kitab yang sama, dari Urwah, ia
berkata mengucapkan firman Allah,
ﺡﺎﻨﺟ ﺎﻤﻬﻟ ﺾﻔﺧﺍﻭ
ﺔﻤﺣﺮﻟﺍ ﻦﻣ ﻝﺬﻟﺍ
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap
mereka berdua dengan penuh
kesayangan. ” (QS. Al Isro’: 24)
ﻝﺎﻗ" :ﺀﻲﺷ ﻦﻣ ﻊﻨﺘﻤﺗ ﻻ
ﻩﺎﺒﺣﺃ
Lalu ia berkata, "Janganlah engkau
menolak sesuatu yang diinginkan oleh
keduanya." (HR. Bukhari dalam Adabul
Mufrod no. 9, shahih secara sanad)
Cobalah renungkan kedua hadits di atas.
Berlemah lembut pada ortu sungguh luar
biasa. Amalan sederhana. Namun
memang butuh dilatih. Apalagi kita mesti
menghadapi orang tua yang mudah
emosi, sedikit-sedikit marah. Memang
butuh kesabaran. Kalau kita mengingat
balasan lemah lembut, sungguh itu akan
membuat kita berakhlak baik pada
mereka. Cobalah membalas keburukan
dengan kebaikan. Moga saja kita
dimudahkan oleh untuk bisa
melakukannya. Allah Ta'ala berfirman,
ﺔﻨﺴﺤﻟﺍ ﻱﻮﺘﺴﺗ ﺎﻟﻭ
ﻊﻓﺩﺍ ﺔﺌﻴﺴﻟﺍ ﺎﻟﻭ
ﺍﺫﺈﻓ ﻦﺴﺣﺃ ﻲﻫ ﻲﺘﻟﺎﺑ
ﻪﻨﻴﺑﻭ ﻚﻨﻴﺑ ﻱﺬﻟﺍ
ﻲﻟﻭ ﻪﻧﺄﻛ ﺓﻭﺍﺪﻋ
ﻢﻴﻤﺣ )34( ﺎﻫﺎﻘﻠﻳ ﺎﻣﻭ
ﺍﻭﺮﺒﺻ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﺎﻟﺇ
ﻭﺫ ﺎﻟﺇ ﺎﻫﺎﻘﻠﻳ ﺎﻣﻭ
ﻢﻴﻈﻋ ﻆﺣ )35 )
“Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)
dengan cara yang lebih baik, maka tiba-
tiba orang yang antaramu dan antara dia
ada permusuhan seolah-olah telah
menjadi teman yang sangat setia. Sifat-
sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang
sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai
keuntungan yang besar. ” (QS. Fushilat:
34-35)
Sahabat yg mulia, Ibnu 'Abbas -
radhiyallahu 'anhuma- mengatakan,
"Allah memerintahkan pada orang
beriman untuk bersabar ketika ada yang
membuat marah, membalas dengan
kebaikan jika ada yang buat jahil, dan
memaafkan ketika ada yang buat jelek.
Jika setiap hamba melakukan semacam
ini, Allah akan melindunginya dari
gangguan setan dan akan menundukkan
musuh-musuhnya. Malah yang semula
bermusuhan bisa menjadi teman
dekatnya karena tingkah laku baik
semacam ini."
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
"Namun yang mampu melakukan seperti
ini adalah orang yang memiliki kesabaran.
Karena membalas orang yg menyakiti kita
dengan kebaikan adalah suatu yang berat
bagi setiap jiwa." (Tafsir Al Qur ’an Al
‘Azhim, 12/243)
Semoga kita kembali teringat dengan
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ﻢﻏﺭ ﻢﺛ ﻪﻔﻧﺃ ﻢﻏﺭ
ﻪﻔﻧﺃ ﻢﻏﺭ ﻢﺛ ﻪﻔﻧﺃ .«
ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺎﻳ ﻦﻣ ﻞﻴﻗ
ﻝﺎﻗ » ﻪﻳﺪﻟﺍﻭ ﻙﺭﺩﺃ ﻦﻣ
ﺎﻤﻫﺪﺣﺃ ﺮﺒﻜﻟﺍ ﺪﻨﻋ
ﻢﻟ ﻢﺛ ﺎﻤﻬﻴﻠﻛ ﻭﺃ
ﺔﻨﺠﻟﺍ ﻞﺧﺪﻳ
"Sungguh terhina, sungguh terhina,
sungguh terhina." Ada yang bertanya,
"Siapa, wahai Rasulullah?" Beliau
bersabda, ”(Sungguh hina) seorang
yang mendapati kedua orang tuanya yang
masih hidup atau salah satu dari
keduanya ketika mereka telah tua, namun
justru ia tidak masuk surga." (HR. Muslim
no. 2551)

Berlangganan via RSS Feed

Anda Ingin artikel seperti ini langsung ke Email anda Silahkan masukkan alamat Email anda Untuk Berlangganan :

Enter your email address:

Buka email anda & klik link konfirmasi berlangganannya FeedBurner

KIRIM SMS GRATIS


Make Widget

Design by Free Wordpress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Templates